Kalau hujan pasti ada angin, ketemu lagi dengan beringin!
![]() |
| Martha Christina Tiahahu |
Selamat malam teman-teman tercinta! Sebagai pembuka blog, kami ingin sekali membagikan suatu kisah menarik tentang pahlawan wanita yang sangat berani berjuang bersama laki-laki, Martha christina Tiahahu namanya.
A. Biografi dan Latar Belakang
Martha Christina adalah seorang pejuang kemerdekaan yang unik yaitu seorang puteri remaja yang
langsung terjun dalam medan pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817. Di kalangan para pejuang dan masyarakat sampai di kalangan musuh, ia dikenal sebagai gadis pemberani dan konsekuen terhadap cita-cita perjuangannya.
Tahukah teman-teman, pada saat beliau terjun di medan pertempuran, kakak kita tercinta ini masih berusia 17 tahun, dengan tanggal lahir, 4 januari 1800. Masih sangat muda bukan?
Sejak awal perjuangan, ia selalu ikut mengambil bagian dan pantang mundur. Dengan rambutnya yang panjang terurai ke belakang serta berikat kepala sehelai kain berang. Di dalam rambutnya yang menawan tersebut, berkobar semangat yang menyala-nyala. Ia tetap mendampingi ayahnya dalam setiap pertempuran baik di Pulau Nusalaut maupun di Pulau Saparua.
Siang dan malam ia selalu hadir dan ikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Ia bukan saja mengangkat senjata, tetapi juga memberi semangat kepada kaum wanita di negeri-negeri agar ikut membantu kaum pria di setiap medan pertempuran sehingga Belanda kewalahan menghadapi kaum wanita yang ikut berjuang.
B. Perjuangan Beliau
Pada tanggal 11 Oktober 1817, Kakak kita ini dan Ayahnya, Paulus Tiahahu, berjuang untuk merebut Benteng Beverwijk. Dengan semangat dan gagah beraninya, ia dapat menghempas para Belanda. Prajurit Belanda terkejut dengan kehadiran srikandi muda ini. Namun, ditengah perjuangannya, peluru miliknya justru habis. Akhirnya dengan terpaksa, ia menyerahkan diri kepada Belanda.
C. Akhir Hayat
Tanggal 16 Oktober 1817 Martha Christina Tiahahu beserta sang Ayah dibawa ke Nusalaut dan ditahan di benteng Beverwijk sambil menunggu pelaksanaan eksekusi mati bagi ayahnya.
Martha Christina Tiahahu mendampingi sang Ayah pada waktu memasuki tempat eksekusi, kemudian Martha Christina Tiahahu dibawa kembali ke dalam benteng Beverwijk dan tinggal bersama guru Soselissa.
Sepeninggal ayahnya, Martha Christina Tiahahu masuk ke dalam hutan dan berkeliaran seperti orang kehilangan akal. Hal ini membuat kesehatannya terganggu. Dalam suatu Operasi Pembersihan pada bulan Desember 1817 Martha Christina Tiahahu beserta 39 orang lainnya tertangkap dan dibawa dengan kapal Eversten ke Pulau Jawa untuk dipekerjakan secara paksa di perkebunan kopi.
Selama di atas kapal ini kondisi kesehatan Martha Christina Tiahahu semakin memburuk, ia menolak makan dan pengobatan. Akhirnya pada tanggal 2 Januari 1818, selepas Tanjung Alang, Martha Christina Tiahahu menghembuskan nafas yang terakhir. Jenazah Martha Christina Tiahahu disemayamkan dengan penghormatan militer ke Laut Banda.
Nah, teman-teman, itu tadi cuplikan kisah seorang srikandi muda yang pastinya sangat memotivasi kita. setelah membaca kisah tersebut, semoga dalam diri kita terbentuk gejolak kebangkitan untuk membangun bangsa tercinta ini.
Di pantai Kwaru banyak pohon kelapa, tetap semangat dan sampai jumpa!

