Halo semuanya! Beringin balik lagi nih! Setelah 2 bulan blog ini padam, kayak hatiku ke kamu, eh. Akhirnya kami kembali lagi!
Teman-teman, kami belum cerita tentang memori LT 3 kemarin ya? Banyak sekali memori seru yang terjadi kemarin. Ada yang sedih, senang, maupun menangis haru. Baiklah, karena tangan saya sudah gatal ingin menulis, kita mulai saja!
HARI PERTAMA
Jumat, 26 Oktober 2018
Sebelumnya kami semua, Garuda dan Beringin telah berada di sekolah terlebih dahulu. Semua anggota Beringin mengalami detak jantung yang uwu sekali. Antara tidak sabar ingin menuju tapak kemah LT 3 dan mencucurkan keringat di sana. Kami berdelapan segera mandi di sekolah dan bergegas berangkat pada pukul 07.00 ke tapak kemah Ambarbinangun.
Perjalanan yang harusnya 30 menit, berubah menjadi cepat seiring berjalannya mobil yang kami tumpangi. Dewi, selaku pinru saat itu, segera mempimpin doa. Berharap agar hari pertama berjalan dengan lancar tanpa kekurangan suatu apapun juga. Lalu agar kami tidak kelupaan barang, Dewi membacakan list benda yang harus di bawa. Syukurlah, tidak ada apapun yang ketinggalan.
Akhirnya setelah perjalanan yang penuh dag dig dug serr, kami tiba di Ambarbinangun bersama dengan Garuda. Segera, Dewi dan Arya menyiapkan barisan kami serapi mungkin. Kalau boleh jujur, kami awalnya takut dan gengsi saat sudah banyak anggota LT yang lain sudah rakit maupun terap dengan TKK yang melimpah. Tapi, kami selalu percaya, ramu sudah cukup asal ada usaha dan doa yang mendampingi. Garuda Beringin beriringan masuk ke tempat pendaftaran, bersama dengan SMP yang lainnya.
Setelah itu, kami melewati cek perkap dan kembali ke area kemah lagi. Ada cukup kendala saat cek perkap, alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik.
Lomba dilanjutkan dengan membuat tenda dengan waktu 1 jam. Tenda kami awalnya berdiri tidak maksimal, namun don't worry, we will fix it again. Jika saya yang menulis thread ini boleh berkata, saya kagum melihat tenda milik SMPN 8, selain kokoh juga teratur membuatnya. Tapi kami tetap yakin kalau tenda kami tetap yang terbaik.
Adzan berkumandang, saatnya kami beristirahat dan berdoa agar diberikan kemudahan di lomba selanjutnya.
Setelah membangun tenda yang cukup melelahkan, lomba kedua berlanjut. Kali ini, lomba berlanjut secara pararel. Pionering, PUPK, dan Petlap. Lomba yang uwaw sekali menurut kami. Kami awalnya takut dan ciut setelah melihat performa regu lain yang High Level diatas kami. Namun, berbekal keberanian ala Gaber, kami nekat mempersembahkan hasil yang terbaik.
Lomba berakhir pada pukul 2 siang. Dilanjutkan dengan lomba pararel berikutnya. Yaitu KIM, Pidato, Hasta Karya dan membuat Jamu. Tidak lupa, disetiap lomba kami selalu berdoa untuk memulainya. Hasta karya kami membuat piring dari mulut gelas Teh Eco. Lomba berlangsung selama 1 jam. Semuanya berjalan dengan baik. Puji Tuhan.
Lalu kegiatan dilanjutkan dengan Ishoma sekitar setengah jam. Lalu disambung dengan upacara pembukaan yang diakhiri dengan Ishoma juga.
Pukul setengah delapan malam. Lomba dilanjutkan dengan Teknologi Informasi dan Menyanyi. Kami menyanyi lagu Indonesia raya 3 stanza dan mars gerakan pramuka. Sayang, saat menyanyi Atika batuk, so sad, sehingga kurang maksimal ketika menyanyi. Sementara TI dilaksanakan dengan membuat blog ini.
Malam menjelang dan kami sudah sangat mengantuk. Tenda mulai dibereskan dan kami tidur. Sebelumnya kami berdoa terlebih dahulu. Malam teman-teman.
HARI KEDUA
Sabtu, 27 Oktober 2018
Pagi semuanya! Kami bangun lalu dilanjutkan dengan shalat Tahajud. Sementara Runa dan Lulu berdoa bersama di dalam tenda. Tak lupa kami mencuci muka dan tidak mandi demi gerakan menghemat air, hehe.
Kami kemudian memasak nasi untuk dimakan, namun porsinya terlalu sedikit. Runa menyesal memasak terlalu sedikit, huee. Akhirnya kami terpaksa makan daripada perut kami kosong.
Dari lapangan sudah terdengar suara musik senam pramuka yang disetel oleh Kak Amin, pembina SMPN 8. Kami semua bergegas mengganti baju olahraga sekolah dan memakai sepatu. Lalu menuju ke lapangan. Namun, hal lucu terjadi. Kami melihat anggota Garuda memakai baju Gaber dan bukan baju olahraga, Kak Memed juga memberi kode ke antara kami berdua agar berganti baju. Merasa kami yang disuruh, maka kami semua segera kembali ke tenda dan berganti baju Gaber. Melihat kami, Kak Memed menepuk jidat. Aduhhh.
BIsa menebak apa jawabannya? Ternyata yang diminta berganti baju adalah regu Garuda. Yah, namanya juga cowok, nggak peka membaca kode, ups.
Lupakan momen diatas. Kami akhirnya menunggu hingga giliran kami. Nadia terlihat pucat saat senam dan membuat Garuda berpikiran bahwa Nadia akan pingsan. Auli dan Rifqi berjaga-jaga seandainya hal itu terjadi. Untungnya enggak, ehehe.
Senam pramuka sudah selesai, dilanjutkan dengan apel pagi menggunakan seragam pramuka. Kami sempat mengeluh, kenapa kami harus berganti baju 2 kali. Antara malas dan mager untuk mengganti baju, maka kami memakai baju double saja.
Terus, mau tau sesuatu nggak? Kami benar-benar takut pagi itu. Kak Memed menghilang secara tiba-tiba. Tak tau entah ke mana. Kata kakak DP angkatan sebelumnya, "Kalau sewaktu pembagian wimple nggak ada kak memed, berarti kalian nggak dapet wimple satupun." Dan kami percaya kata-kata itu.
Jantung kami menari tidak karuan, deg-degan kalau misalnya beneran tidak dapat.
Tapi ternyata dugaan kami salah. Beringin mendapat 4 wimple, lumayan daripada tidak dapat. Semua anggota Beringin tersenyum lagi. Bahagia dan semangat muncul kembali. Kami bertekad akan mendapatkan wimple lebih banyak lagi. Apel selesai dan akan dilanjutkan dengan penjelajahan selanjutnya.
Setelah dibubarkan, kami segera menuju ke tenda dan berganti baju gaber. Serta tak lupa menyiapkan segala macam barang untuk penjelajahan.
Pukul 8 pagi, penjelajahan diawali dengan semaphore dengan aspek mengirim-menerima. Semaphore selesai, maka kami melanjutkan dengan peta pita sembari berjalan. Jalan yang kita lalui panjang, sepanjang kenanganmu dengan dia, eh. Berbelok juga berliku. Melewati tanjakan dan tikungan. Sampai akhirnya kita selesai di pos Peta Wilayah.
Peta wilayah berjalan dengan baik dan lancar sekali. Seperti mimpi. Karena selama latihan, kami tak pernah berhasil membuat peta wilayah. Tak lupa kami bersyukur pada Tuhan karena sudah diberi kemudahan di pos ini.
Selesai dari pos peta wilayah, kami berjalan lagi. Terus berjalan, terus berjalan. Sampai akhirnya mencapai pos sketsa panorama dan sandi. Di pos ini, tiba-tiba hujan gerimis turun ke bawah. Runa dan Sarah yang sedang mengerjakan sketsa panorama panik, segera menggambil ponco. Di pos sketpan inilah, kami menemukan sandi yang tidak ada jawabannya. Akhirnya dengan nekat, kami menjawab asal dengan petunjuk yang ada, hahaha.
Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang. Panas terik menusuk kepala. Sarah yang menahan buang air kecil dari tadi tidak kuat menahannya. Kami dengan modal nekat dan urat malu putus segera menuju rumah salah satu penduduk dan menumpang buang air kecil di sana. Bodo amat malu, yang penting kami tidak kena batu ginjal. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan lagi.
Akhirnya setelah berjalan lama, kami masuk ke pos memasak darurat. Kami diminta memasak sayur lodeh. Sebelum itu kami sholat terlebih dahulu. Setelah selesai sholat, kami segera menggelar ponco dan mulai memasak. Berseberangan dengan Garuda mempermudah segalanya, kami bisa pinjam apapun dan minta sesuatu yang kurang. Setelah satu jam berlalu, kami segera menilaikannya ke juri dan makan secepat mungkin.
Selesai makan, panitia LT memanggil peserta untuk segera melaksanakan morse. Shely dan Lulu segera menuju ke area morse. Peluit dibunyikan, Lulu dan Shely mulai mencatat jawabannya. Peluit selesai dibunyikan, Lulu lari menuju pantia untuk dikumpulkan. Selesai sudah pos kali ini.
Kami segera menuju pos berikutnya dengan perut kenyang, atau mungkin kembung. Kaki kami melangkah, kemudian masuk ke pos berikutnya. Pos menaksir. Di pos inilah, Runa dan Novi selo karena tidak memegang spesialisasi menaksir. Namun Novi terlihat kurang sehat dan sedih. Nadia menghibur Novi bahwa kita akan segera sampai. Waktu di pos menaksir dilalui dengan cepat, karena mudah. Setelah selesai, kami melanjutkan kembali langkah kami.
Pukul 5 sore, menjelang senja. Kami sampai di pos P3K. Kami menjalani kegiatan di pos ini dengan nuansa gelap. Kami lupa membawa senter pastinya. Dengan modal berani, kami segera melaksanakan perintah kakak saka yang bertugas. Kami selesai pada pukul 6 lebih. Capek sekali hari ini, namun masih ada satu lomba lagi sebelum kami menutup hari.
Langkah kami, menuntun kaki ke tapak kemah. Tepar dan capek. Namun, adzan kembali berkumandang, kami harus segera sholat. Runa dan Lulu tidur di dekat tenda, mecari ketenangan, padahal ya cuma tidur. Selesai sholat, kami semua berganti pakaian ke pakaian pensi bernuasa kemeja dan celana kain. Tidak lupa memakai peci dan lainnya.
Kami mendapat urutan ke 2 terakhir, malam semakin larut. Lulu, Atika dan Novi tidur. Sisanya bercakap dengan anggota regu yang lainnya, mencari teman baru. Setelah beberapa pensi di depan, kami akhirnya tampil. Biola shely memukau semuanya, termasuk Kak Dwi yang menguping di balik pintu. Pensi ditutup dengan Dewi yang salah mengumandangkan Sumpah Pemuda. Tapi tetap saja kami senang dengan pensi menakjubkan ini.
Malam ditutup dengan tidur di tenda masing-masing. Tak lupa berdoa terlebih dahulu. Malam teman-teman!
HARI KETIGA
Minggu, 28 Oktober 2018
Hari terakhir, tentu saja diawali dengan sholat tahajud. Juga Lulu dan Runa yang berdoa di dalam tenda. Ini hari terakhir lomba. Kami sudah lelah tapi entah kenapa kami harus juara.
Lomba pertama yaitu memasak nasi kucing. Sarah, Lulu, Nadia, dan Runa yang bertugas memasak untuk lomba. Jujur saja, sambal yang mereka buat sangat pedas, sampai perut kami menari minta air. Tapi nggak ada yang mau mengaku kalau kepedasan. Setelah makan, dilanjutkan dengan apel pagi menggunakan seragam pramuka.
Di apel kali ini, kami mendapat 5 wimple. Kami bahagia, walaupun SMP lain banyak yang menyusul.
Lomba dilanjutkan dengan lomba PBB, pengibaran bendera dan panahan yang dilakukan secara pararel. Pengibaran bendera dilakukan oleh Novi, Lulu, dan Sarah. Panahan diwakilkan oleh Dewi. Semuanya terlaksana dengan baik, sambil berharap kita mendapat hasil yang diinginkan.
Jam menunjukkan pukul 12 siang. Bongkar tenda sudah diperbolehkan oleh panitia. Kami melakukannya dengan cepat, karena memang tenda kami sudah bersih dan mudah dibereskan. Bongkar tenda tak lebih selama 20 menit.
Kami menunggu hasil dengan was-was. Sementara teman-teman kami sudah menunggu kami dari luar pagar besi ambarbinangun. Berharap kami membawa pulang juara 1. Kami berdelapan menunggu di bawah pohon beringin, menangis meminta yang terbaik dari Tuhan.
Akhirnya, upacara penutupan pun berlangsung. Kami menunggu pengumuman juara dengan hati berdegup kencanggg. Kami awalnya sudah putus asa, karena kami hanya mendapat 2 wimple di lomba terakhir. Dan itu sama sekali bukan emas. Kami menangis, menangis dalam diam di barisan. Hingga akhirnya pengumuman juara tiba.
Kami menutup mata, berharap Tuhan memberikan yang terbaik. Puji Tuhan, Kami akhirnya mendapatkan juara satu. Kami tersenyum bangga menerima piala. Upacara kemudian dibubarkan, kami berteriak "Gaber" sekencang kencangnya tanda bahagia. Kemudian teman-teman kami, kakak DP, dan alumni DP segera memeluk kami. Mengucapkan selamat. Ditutup dengan kami yang menangis bahagia.
Memang, cerita ini panjang. Tapi kelak cerita ini akan dikenang sepanjang masa. Garuda Beringin bersanding selalu. Tak ada hasil yang mengkhianati usaha. Selamat kami, selamat kalian, terimakasih semuanya.
Sandiwara ini memang bertakdir. Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca ini. Kami sayang kalian semuaaa!
Eh ini blognya kok mirip punya nya garuda ya? http://regu-garudadiy.blogspot.com
BalasHapus